Essential Oil (Part 1)

Essential Oil adalah oil yang diekstrak dari bagian aromatic tumbuhan seperti halnya bunga, akar, daun, batang, biji, maupun kulit buah.

Metode ekstraksi essential oil ada beberapa cara diantaranya:
– Steam Distillation
Proses ini menggunakan uap untuk mengekstrak tanaman. Uap tersebut akan membawa komponen essential oil dan kemudian didinginkan sehingga akan terbentuk dua lapisan. Lapisan atas berupa minyak (essential oil) dan bawah berupa hydrolate. Kemudian kedua lapisan tersebut dipisahkan.

– Solvent Extraction
Metode ini menggunakan sedikit pemanasan untuk melindungi oil yang diekstrak supaya tidak rusak. Material tanaman dilarutkan ke pelarut seperti hexane, heptane, atau methylene chloride (biasa digunakan untuk pelarut parfum). Pelarut tersebut menyerap aroma, warna dan wax dari tanaman yang diekstrak. Kemudian, tanaman yang diekstrak dipindahkan dan dilanjutkan dengan memanaskan pelarut (solvent) dibawah kondisi vakum untuk memisahkan essential oilnya.
Setelah solvent menguap biasa disebut concrete, kemudian concrete dicampur alcohol untuk membantu menyaring wax. Proses ini menghasilkan absolute.
Kata ‘absolute” sendiri sebenarnya tidak pure essential oil karena masih mengandung sekitar 2-3% solvent.

– Expression
Metode ini biasa digunakan untuk mengekstrak golongan citrus. Metode ini dilakukan dengan memeras kulit buah dan bijinya dengan menempatkannya diatas conveyer. Oil yang terekstrak dikumpulkan dan kemudian disaring.

– Entfleurage
Ini merupakan metode kuno dalam mengekstraksi minyak. Metode ini sudah sangat jarang digunakan karena proses yang panjang, sulit dan mahal.
Bunga mawar segar ditempatkan dilembaran lemak hewan yang hangat supaya menyerap essential oil. Apabila bunga mawar sudah kering, diganti lagi dengan yang baru sampai lembaran lemak hewan jenuh dengan oil dan akhirnya dipisahkan dengan pelarut (solvent) sampai hanya menyisakan essential oil.

– Maceration
Dilakukan dengan memasukkan bagian tanaman yang akan diekstrak misalnya chamomile flower atau calendula flower ke dalam carrier oil, kemudian dicampur dan dibiarkan dalam rentang waktu tertentu. Proses ini memindahkan semua komponen yang terkandung dari tanaman termasuk didalamnya komponen essential oil kedalam carrier oil. Hasil akhir berupa essential oil yang diinfused ke dalam carrier oil.

– Turbo Distillation
Metode ini dilakukan dengan menempatkan material tanaman yang akan diekstrak ke dalam air dan uap disirkulasikan dan diputar melalui campuran tanaman tersebut. Metode ini cocok untuk mengekstrak tanaman seperti kulit kayu, akar dan biji.

– Hydro Diffusion
Proses ini menggunakan uap yang didispersikan ke tanaman yang akan diekstrak dari bagian atas reaktor penyulingan. Oil hasil proses ini memiliki aroma yang mirip dengan tanaman aslinya.

– Hypercritical Carbon Dioxide (CO2) Extraction
Metode ini menggunakan C02 dengan tekanan yang sangat tinggi.
Bagian tanaman dimasukkan ke tangki stanless steel yang diinjeksikan CO2 dan diatur tekanannya sampai tinggi. Ketika CO2 menjadi cair, akan bertindak sebagai solvent (pelarut) yang mengekstrak oil dari material tanaman. Ketika tekanan dilepaskan, CO2 akan berubah menjadi gas dan tidak akan meninggalkan residu CO2 di oil sama sekali.
Oil yang  diekstraksi dengan metode ini memiliki aroma yang lebih tajam yang mirip dengan tanaman hidupnya dengan yield yang lebih besar. Metode ini menghasilkan oil dengan manfaat therapeutic yang lebih bagus.

Kualitas Essential Oil
Foodgrade atau therapeutic grade???
Grade A atau B atau C?
Grade dalam essential oil sebenarnya tidak ada, itu hanya sebagai alat jual karena belum diatur di FDA untuk parameter grade. Bisa dibaca FDA terkait aromatherapy https://www.fda.gov/Cosmetics/ProductsIngredients/Products/ucm127054.htm
Kualitas essential oil sebenarnya ditentukan dari 4 kunci ini:Komposisi, Oksidasi, Pemalsuan (adulteration), dan Kontaminasi.

– Komposisi
Ini sangat berpengaruh ke aroma dan therapeutic healingnya. Faktor yang menentukan komposisi suatu essential oil diantaranya:tempat tumbuh(lokasi dan ketinggian), curah hujan, kondisi tanah, iklim dan temperatur, cara dan waktu memanen, lama waktu antara memanen dengan menyuling, cara peyimpanan tanaman sebelum disuling, jenis material yg digunakan untuk menyuling, dan cara penyimpanan essential oil.

– Oksidasi
Faktor yang mempengaruhi proses oksidasi essential oil diantatanya proses penyimpanan.  Cahaya, panas, dan oksigen sangat berpengaruh terhadap proses oksidasi. Oleh karena itu, essential oil sebaiknya disimpan ditempat gelap dan hindari panas dan cahaya.

– Adulteration (Pemalsuan)
Yang termasuk pemalsuan diantaranya:mencampurkan oil kualitas bagus dengan oil kualitas rendah pada spesies yang sama, menambahkan komponen alami atau syntetic kedalam essential oil, menambahkan synthetic oil ke essential oil untuk mendapatkan aroma yg diinginkan, menambahkan carrier oil kedalam essential oil dan dijual dengan claim pure.

– Kontaminasi
Kontaminasi bisa berasal dari pestisida atau yang lain. Kontaminasi ini bisa berasal dari proses pembibitan, proses memanen, ektraksi maupun pengemasan.

Untuk melihat kualitas essential oil cara yang paling rekomend itu dengan uji GC. Alternatif lain bisa juga dilakukan uji specific gravity, optical rotation, refractive index.

Komposisi Essential Oil
Setiap essential oil memiliki struktur kimia khusus yang dipengaruhi kondisi iklim, paparan polutan dan metode ekstraksi serta banyak faktor lainnya yang berpengaruh ke aroma dan kekuatan therapeuticnya.
Pengetahuan struktur kimia suatu essential oil juga bisa digunakan dalam aromatherapy blending untuk suatu treatment tertentu.
Komposisi essential  oil secara garis besar dibedakan dua kelompok besar yaitu hydrocarbons yang meliputi terpenes (monoterpenes, sesquiterpenes, diterpenes, and triterpenes) and Komponen teroksidasi termasuk esters, aldehydes, ketones, alcohols, phenols, and oxides.

Komponen tersebut menentukan efek therapeutic setiap essential oil. Berikut akan saja sajikan pemetaan untuk setiap komposisi kimia essential oil secara garis besar terhadap efek therapeuticnya:
– Aldehydes ->Antifungal, anti-inflammatory, antiviral, calming, sedative
Ex:Lemongrass, Citronella, Melissa, Eucalyptus.
– Esters->Antifungal, anti-inflammatory, antispasmodic, equilibrating, sedative, calming for the skin and nervous system
Ex:Roman Chamomile, Clary Sage, Lavender.
– Ethers->Antispasmodic, Balancing, Carminative
Ex:Tarragon, Aniseed, Basil.
– Ketones ->Antiviral, analgesic, cell regenerating, cooling, decongestant, promote tissue formation, powerful mucolytic, stimulating or calming depending on amount used, neurotoxic
Ex:Eucalyptus, Helichrysum, Hyssop, Rosemary, Sage.
– Lactones->Balancing, decongestant, photosensitive
Ex:Bergamot.
– Monoterpene Alcohols ->Anti-infectious, antiseptic, antiviral, bactericidal, diuretic, immune stimulant
Ex:Lavender, Marjoram, Peppermint, Petitgrain, Rosewood, Tea Tree.
– Monoterpene Hydrocarbons ->Antiseptic, antiviral, decongestant, rubefacient, possible skin irritant
Ex:Juniper Berry, Pine, and most citrus oils.
– Oxides->Antiviral, decongestant, diuretic, expectorant, immune stimulant, mentally stimulating, powerful healer for the respiratory system
Ex:Eucalyptus, and most oils in the Myrtaceae family.
– Phenols-> Analgesic, anti-infectious, anti-inflammatory, antiviral, stimulating, strong antibacterial, hot oils, immune stimulating
Ex:Oregano, Thyme, Winter Savory.
– Sesquiterpene Alcohols-> Anti-allergenic, anti-inflammatory, cooling, grounding, immune stimulant
Ex:German Chamomile, Sandalwood, Rose.
– Sesquiterpene Hydrocarbons->Anti-allergenic, anti-inflammatory, antispasmodic, cicatrisant, cooling, sedative.
Ex:German Chamomile, Helichrysum, Yarrow.

Buku “The Fragrant Mind by Valerie Ann Worwood, page 404” menampilkan emotional effect dari konstituent penyusun essential oil sedangkan buku “The Chemical of Essential Oils Made Simple by David Stewart” menampilkan acuan persentase  dari komponen kimia dari beberapa essential oil.

Linda Smith, Penulis Buku “Essential Oils for Physical Health and Well Being”, menyarankan untuk blending eo sebaiknya memperhatikan komposisi berikut ini:
– 5-15% sesquiterpenes
– 20-40% monoterpenes
– 50-60% phenols or ketones

Dalam essential oil juga dikenal istilah note yang dibagi menjadi tiga bagian:Base Notes, Middle Notes, Top Notes. Ini juga bisa dijadikan acuan untuk blending (akan dibahas next sharing untuk blending by notes).
Base notes kaya akan sesquiterpenes dan umumnya ditemukan di kayu kayuan, gum dan resin. Middle notes kandungan utama monoterpense dan alcohol, notes ini memiliki pengaruh ke aroma blending. Dan Top notes komponen utamanya aldehydes dan ester biasanya oil yg diekstrak dari bunga, daun dan buah.

Rule Dilution:
Secara safety, aplikasi eo secara topical harus didiluted terlebih dahulu. Dilution ini untuk mengurangi potensi iritasi dari essential oil apabila langsung diaplikasikan kekulit.
Rule dilution yang direkomendasikan 1-3%. Maksudnya:
1%=1-2 tetes eo per 10ml CO
2%=3-4 tetes eo per 10ml CO
3%=5-6 tetes eo per 10ml CO

Kalau secara dermal limit, rule dilution itu cukup 1%.

Teknik Blending Essential Oil
Ada beberapa teknik blending essential oil diantaranya:
– Blending by Botani
– Blending by Chemistry
– Blending by Note
– Blending by Effect

Sebagian secara tidak sengaja dibahas dalam ulasan sebelumnya. Tapi akan ada pembahasan lebih detail lagi di next sharing untuk setiap teknik blending.

Facebooktwittergoogle_plusredditpinterestlinkedinmail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *