TONER VS ESSENCE
Istilah toner dan essence sebenarnya sudah cukup populer dan umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun keduanya memang dilakukan antara cleansing dan pelembab, kenyataannya mereka memiliki tujuan yang berbeda.
Toner merupakan kategori produk yang “luas” tujuannya dan biasanya dilakukan sebagai langkah pertama setelah membersihkan wajah. Umumnya toner diaplikasikan ke kulit dengan menggunakan kapas. Biasanya toner mengandung bahan aktif seperti acid dan vitamin yang bertujuan untuk mengatasi masalah umum pada kulit, dan membersihkan kotoran yang tersisa di kulit hingga tuntas.
Secara tradisional, toner dimaksudkan untuk memperbaiki pH pada kulit. Ini dimaksudkan untuk mengangkat residu yang tertinggal dari face wash yang mengandung alkali. Kini, dengan bermunculannya pembersih wajah dengan bahan yang lebih ringan dan meninggalkan sedikit residu sehingga toner masa kini nggak “dipasarkan” dengan modal menyeimbangkan pH kulit aja. Dari mulai mencerahkan kulit, mengecilkan pori-pori, hingga menghidrasi kulit.
Sementara essence sebenarnya bisa diartikan sebagai “kendaraan” bagi produk skincare lain agar lebih mudah menembus ke sela-sela kulit kamu. Menurut Adam Friedman, M.D, seorang profesor dari Department of Dermatology di George Washington University, kebanyakan essence larut dalam air dan ketika diaplikasikan setelah cleansing, ia akan menarik air ke lapisan atas kulit dan membuatnya lebih permeabel (membran yang memungkinkan semua cairan atau gas masuk melawatinya).
Tujuan utama dari essence adalah untuk menghidrasi kulit, menutrisi dan antioksidan dan paling sebanding dengan serum. Selain itu, dapat membantu pergantian sel kulit Anda (bagus untuk anti-penuaan) dan ada berbagai jenis essence tergantung pada kebutuhan perawatan kulit Anda.






